Selasa, 01 Juli 2008

Jeruk Pati Bersinar di Karanganyar

Pamor Anthurium Turun. “Selamat datang di Karanganyar, Kabupaten Anthurium.” Demikian salah satu bunyi teks dalam baliho di jalan utama ketika menyambut Anda di kota ini. Tentu saja, di baliho tersebut akan didominasi oleh seraut wajah cantik sang Bupati Karanganyar, Hj Rina Iriani Sri Ratnaningsih SPd Mhum, yang terkenal itu.

Tetapi ucapan selamat datang itu kini sepertinya kurang lagi mengentak. Utamanya bila dibandingkan tahun lalu ketika tanaman hias anthurium lagi booming, sehingga cerita-cerita tentang tanaman hias satu ini melambungkan Karanganyar sebagai negeri dongeng. Uang begitu melimpah dari tanaman itu. Para petaninya pun mampu membeli mobil-mobil kelas atas.

“Kini lebih banyak pengunjungnya dibanding yang beli,” keluh salah satu pemilik stan pada Karanganyar Mega Expo Nasional 2008 di Gedung Wanita Kabupaten Karanganyar. Pameran dan bursa tanaman hias yang tahun-tahun lalu sempat menjadi denyut nadi bisnis florikultura nasional itu kini tidak lagi dilangsungkan di Alun-Alun seperti tahun lalu. Tetapi di lokasi yang jauh lebih kecil. Rupanya pamor bisnis tanaman hias anthurium memang sedang menurun.


Jeruk Bali Madu ? “Syukurlah, penjualannya lumayan,” demikian kata Haris dari Pati. Jangan kaget, ia bukan petani tanaman hias. Melainkan penjaga stan jeruk bali madu dari Pati. Berikut di bawah ini laporan foto-foto seputar stan yang menempati kapling nomor 72 tersebut.

Photobucket

Selamat datang! Stan pameran dan penjualan jeruk bali madu asal Pati tersebut kini diperkuat dengan pemasangan spanduk yang berisi undangan bagi pengunjung agar bersedia mampir. Tidak membeli tidak apa-apa, kepada mereka pun dipersilakan untuk mencicipi. Kemudian mereka baru merasakan perbedaannya !

Photobucket

Dipuji bule. “Nama saya Grace, dari Jerman,” kata perempuan bule itu ketika mencicipi jeruk bali madu. “Nice,” komentarnya. Karena merasa “dikeroyok” oleh penjaga stan lain yang nimbrung ingin ngobrol, juga jepretan kamera wartawan, ia pun keburu kabur.

Photobucket

Tamu dari Ngawi. Ibu Suprayitno dan Bapak beserta keluarga sempat mampir ke stan jeruk bali madu. “Kok larang to mas ?,” begitu komentarnya sebelum mencicipi. Setelah merasakannya, beliau pun membelinya.

Nampak pada gambar, Haris menyerahkan jeruk yang sudah terkupas. Ibu Suprayitno dan keluarga sudah tak sabar untuk menyantapnya, bukan ? Terima kasih, Ibu. (Teks & foto : bbh ).


jbm